Ketindihan disebut juga dengan sleep paralysis adalah kondisi dimana seseorang tidak dapat menggerakkan tubuh atau berbicara saat sedang bangun dari tidur atau dalam proses tertidur. Umumnya kondisi ini tidak berbahaya dan hanya berlangsung sebentar, mulai dari hitungan detik hingga menit.
Kondisi ini sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. Padahal kondisi ini dapat dijelaskan secara medis dan diatasi dengan penanganan yang tepat. Simak artikel ini untuk penjelasan lengkap mengenai fakta medis seputar ketindihan.
Apa itu ketindihan
Ketindihan atau sleep paralysis adalah salah satu gangguan tidur yang menyebabkan seseorang kesulitan menggerakkan tubuhnya walaupun dalam keadaan sadar. Hal ini umumnya terjadi saat seseorang berada di masa transisi antara tertidur dan terbangun. Kondisi ini jarang mengakibatkan masalah serius. Ketindihan dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Penyebab ketindihan
Secara medis, ketindihan saat tidur terjadi karena tidak selarasnya mekanisme otak dan tubuh. Ketika seseorang tidur terdapat dua fase yang terjadi, yaitu rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM). Fase REM adalah tahap persiapan untuk tidur, di mana tubuh menjadi lebih rileks dan aktivitas detak jantung serta pernapasan lambat.
Sedangkan tahap NREM adalah fase tidur yang paling dalam di mana mimpi mulai muncul. Ketika seseorang sedang bermimpi, sistem saraf parasimparis memberi sinyal kepada otot untuk berhenti berkontraksi. Hal inilah yang membuat tubuh tiba-tiba sulit untuk digerakkan.
Selain itu ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan ketindihan, seperti:
- Perubahan jadwal tidur
- Tidur telentang
- Penyalahgunaan zat
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Perubahan jadwal tidur
- Gangguan mental seperti stres atau gangguan bipolar
- Masalah tidur lainnya seperti narkolepsi atau kram malam hari
Gejala ketindihan
Berikut adalah beberapa gejala ketindihan yang sering dialami:
- Intruder hallucination
Gejala ketindihan bisa berupa intruder hallucination atau pengalaman melihat dan merasakan kehadiran seseorang atau sesuatu di sekitar saat tidak bisa bergerak atau berbicara. Meskipun tidak ada orang atau benda nyata di sana, sensasi ini bisa sangat nyata dan menakutkan.
- Incubus hallucination
Incubus hallucination adalah gejala ketindihan berupa perasaan tekanan berat pada dada atau tubuh, seperti ada sesuatu yang menindih. Hal ini sering kali disertai dengan perasaan kekurangan oksigen atau kesulitan bernafas, meskipun secara fisik tidak ada penyebab yang jelas.
- Halusinasi vestibular motorik
Halusinasi vestibular motor melibatkan sensasi gerakan atau sensasi putaran yang tidak nyata atau tidak wajar. Mungkin kamu akan merasa seperti tubuh berputar, melayang, atau seperti ada sensasi getaran atau goyangan yang tidak dapat dijelaskan.
Cara mengatasi dan mencegah ketindihan
Ketindihan bisa terjadi pada siapa saja. Jangan gampang panik saat mengalami ketindihan, karena sensasi panik saat ketindihan justru akan membuat semakin tertekan. Selain itu ada beberapa cara lain untuk mengatasi dan mencegahnya, antara lain:
- Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman
Pastikan kamar tidur tenang, gelap, dan sejuk. Gunakan kasur dan bantal yang nyaman untuk memastikan tidur kamu berkualitas. Kualitas tidur yang baik bukan hanya bisa mencegah ketindihan, tapi juga bisa menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
- Atur pola tidur yang sehat
Pastikan kamu mendapatkan jam tidur yang cukup setiap malam. Menjaga pola tidur yang teratur dapat membantu mengurangi kemungkinan mengalami ketindihan. Hindari tidur larut malam atau jam tidur yang terlalu singkat.
- Hindari stimulasi berlebihan sebelum tidur
Hindari minuman berkafein, nikotin, atau minum alkohol beberapa jam sebelum tidur. Hindari juga menggunakan gadget seperti ponsel atau tablet yang dapat merangsang otak dan membuatnya sulit untuk tidur.